PUPR Kota Tangerang

Pemprov Jateng-ChildFund Jalin Kerja Sama, Garap Program tentang Anak

JN-Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan ChildFund International Indonesia, menjalin kerja sama untuk menggarap berbagai bidang tentang anak. Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan Rencana Kerja Tahunan (RKT) untuk berbagai program, di kompleks Kantor Gubernur Jateng, Senin (3/11/2025).

Sejumlah program tersebut di antaranya perlindungan anak dari perundungan/ bullying, penggunaan internet ramah anak, hingga mengajak anak dan remaja untuk kembali pada profesi pertanian dan peternakan, melalui Green Economy Recovery.

Program tersebut akan dikerjakan di enam kabupaten/kota di Jateng, meliputi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Boyolali, Banyumas, Wonogiri, dan Cilacap.

Baca juga: Berprestasi di Ajang OSN-P 2025, Lima Peserta Didik MAN IC Lampung Timur Terima Penghargaan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, mengapresiasi kerja sama berbagai program tersebut. Terlebih, program itu ikut menyosialisasikan potensi pertanian dan peternakan untuk anak dan remaja.

“Ini juga sama dengan program yang kita lakukan, untuk menjadikan Jawa Tengah sebagai wilayah penumpu pangan,” katanya.

Melalui program tersebut, imbuh sekda, dapat mendorong anak-anak dan remaja untuk bisa kembali mencintai profesi petani.

Baca juga: MAN 13 Jakarta Raih Medali di Kompetisi Riset dan Inovasi Siswa Indonesia (KREASI) 2025

Sementara itu, Resource Mobilization and Partnership Manager ChildFund International Indonesia, Rudy Sukanto mengatakan, program perlindungan anak, internet aman, hingga Green Economy Recovery, diharapkan mampu menjangkau 5.000-10.000 orang.

Dijelaskan, program tersebut akan diberikan sesuai dengan kelompok umur. Pertama, dari usia 0-6 tahun akan fokus tentang parenting, pendidikan anak usia dini (PAUD), dan lain-lain. Kedua, pada usia 7-14 tahun dikenalkan dengan pendidikan dasar, keterampilan, pembelajaran sosial emosional.

“Nah, yang program di pertanian itu pada usia 15-24 tahun. Kami masuk melalui kelompok-kelompok pemuda yang ada di pedesaan, seperti Karang Taruna, dan lainnya,” tutur Rudy.

Pihaknya juga akan mengupayakan pelibatan lintas sektor. Termasuk, Dinas Pertanian, dan Dinas Sosial di kabupaten/ kota, organisasi seperti Yayasan Kesejahteraan Keluarga Soegijapranata (YKKS), Yayasan Keluarga Sejahtera Boyolali (YKSB), serta para orang tua.(IMH)

ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL TERBARU

Menu