JN-Pengajian bagi Muhammadiyah merupakan motor penggerak, maka pengajian di lingkungan persyarikatan senantiasa dirutinkan paling tidak seminggu sekali.
Pesan tersebut disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman pada (19/10) dalam Pengajian Ahad Pagi yang diadakan Majelis Tabligh Muhammadiyah Cabang Blimbing, Sukoharjo.
Di hadapan jemaah ahad pagi itu dr. Agus menekankan pentingnya pengajian atau mengaji bagi warga Muhammadiyah. Bahkan menurutnya, pengajian bagi warga Muhammadiyah menjadi amal rutin.
Baca juga: Pemkot Tangerang Buka Sayembara Desain Revitalisasi Masjid Agung Al-Ittihad, Total Hadiah Rp 87 Juta
Menurutnya, menjadi ngaji sebagai amalan rutin berarti menyiapkan diri paling tidak seminggu sekali untuk mengaji – bukan satu tahun sekali. Frekuensi tersebut yang membedakan antara pengajian dan ibadah umroh.
Sebagaimana kebiasaan Muhammadiyah, imbuhnya, mengaji tidak hanya sebagai ruang untuk membekali diri dengan ilmu. Melainkan ruang untuk memperbanyak ilmu, kemudian untuk diamalkan.
Perumpamaan seorang yang berilmu tapi tidak mengamalkan ilmunya itu bagaikan pohon yang rindang, namun tidak berbuah. Sehingga pemilik pohon itu setiap hari hanya sibuk menyapu dedaunannya yang gugur.
Baca juga: Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan 1447 H Jatuh pada 18 Februari 2026
“Apabila kita sudah senang mengamalkan, kemudian dilanjutkan dengan menyebarkan ilmu dari pengajian yang didatangi. Jika ilmu ngaji itu diamalkan, kita harus yakin bahwa orang yang mengamalkan itu akan baik hidupnya,” katanya.
Dirinya mendukung pengajian di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah supaya dibuatkan kurikulum. Sehingga jemaah pengajian dapat diukur kemampuan atau pengetahuannya tentang ilmu-ilmu agama.
Selain ilmu, warga Muhammadiyah yang rutin ikut pengajian diharapkan juga semakin baik akhlaknya. Artinya penguatan ilmu yang didapatkan dengan mengaji berimbang dengan kebaikan akhlak yang dipraktikkan kepada semua.
“Sehingga mengaji itu diamalkan dengan betul-betul. Nanti kalau ilmu itu memberi kemanfaatan – ilmu itu akan menjadi amal yang disebut oleh Nabi Muhammad sebagai amal yang ganjarannya terus mengalir,” imbuhnya.
Dalam ilmu amal jariah ini didapatkan dari tiga perkara atau hal yang dilakukan seorang muslim semasa hidupnya, ketiga amalan tersebut adalah sedekah jariah, anak yang salih dan salihah, serta ilmu yang bermanfaat.(SDA)


